Pages

Thursday, March 8, 2012

Polri Gandeng Hacker Ungkap Pengunggah Blog Pembunuh Bayaran

Jakarta Mabes Polri terus menelusuri siapa di balik pengunggah blog pembunuh bayaran. Polri menggunakan keahlian hacker untuk membuka pemilik blog yang menyediakan jasa pembunuh bayaran tersebut.

"Dengan hacker kita akan membuka siapa yang memposting dan siapa yang membuka," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Saud Usman Nasution, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (9/3/2012).

"Kita akan gunakan semua pihak untuk membatu mengungkap. Hacker kadang juga ada bagusnya," imbuh Saud.

Penyidik Polri, kata Saud, terus bekerja keras guna melacak titik komunikasi pemilik blog pembunuh bayaran.

"Tim sedang bekerja keras, masih dalam pendalaman," ujar Saud.

Pihaknya belum mengetahui motif dari pemilik mengunggah jasa yang tertera di dalam blog yang dikelola. Guna mencari apakah ada tindak pidana terkait isi blog pihaknya berharap dapat segera mengungkap pelakunya.

"Kita belum tahu persis siapa pelaku dan motivasinya. Nanti akan terlihat apa ada tindak pidana dari yang bersangkutan bila sudah terungkap," katanya.

Disinggung kabar tertangkapnya pemilik blog penyedia jasa pembunuh bayaran, Saud mengaku belum menerima kebenaran informasi tersebut.
»»  Read More ...

Tuesday, March 6, 2012

Cara Ajib Sang Pegawai Pajak Mengembangkan Bisnis

Jakarta Ajib Hamdani mengaku menggeluti bisnis saat masih menjadi pegawai di Ditjen Pajak. Dirintis kecil-kecilan, bisnis Ajib kini menggurita. Ajib mengaku uang yang dia pakai untuk bisnis pun bersumber dari dana halal, seperti dari pinjaman.

Seperti dikutip dari blog Ajib http://ajib.diamondgroup.co.id/, Selasa (6/3/2012) itu, dalam tulisan yang dia posting pada 3 Maret Ajib menuturkan asal muasal uangnya.

"Sebenarnya, yang dimaksud tanpa modal, adalah tanpa modal tabungan kita. Jadi kita bisa mengoptimalkan seluruh potensi, kita mendapatkan fresh money tanpa modal, bahkan kalau perlu tanpa jaminan (collateral) aset Dalam hal ini, Ajib bisa mendapatkan pinjaman tanpa asset collateral totalnya sebesar Rp 600 juta," tulis Ajib.

Ajib merinci bagaimana dia mendapatkan pinjaman itu, padahal dia hanya pegawai Pajak golongan IIIA. Dengan golongan itu, Ajib bisa mengajukan pinjaman ke BRI sebesar Rp 100 juta, cukup dengan mengagunkan SK PNS.

"Tambahan dana yang lebih besar adalah pinjaman dari isteri, atas nama Ratna Sari. Dengan PNS golongan IIIB, maka bisa meminjam dari BRI sebesar Rp 200 juta. Selanjutnya adalah pinjaman atas nama Ratna Sari lagi, sebesar Rp 100 juta dari koperasi kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), tanpa asset collateral lagi," jelasnya.

Yang terakhir, Ajib dan Ratna Sari mempunyai hampir 20 kartu kredit, dengan limit total Rp 200 juta. Dengan kartu kredit ini, Ajib membeli emas di toko emas. Kalau pakai kartu kredit, mesin EDC-nya lebih sering tidak bisa dipakai. Toko emas langganan Ajib di Bintaro Plaza

Kemudian, setelah mendapatkan emas, emas tersebut dibawa ke pegadaian. Dari pegadaian itulah dia mendapatkan uang tunai. Uang-uang tunai inilah yang kemudian dimasukkan ke rekening tabungan, untuk memulai sebagian usaha yang sedang dikembangkan.

"Terus, membayar kartu kredit dan pegadaiannya bagaimana? Sederhana. Untuk pegadaian, pembayaran hanya untuk bunga, sedangkan kartu kredit, bisa diangsur sesuai minimum payment. Kuncinya adalah bagaimana kita menegelola bisnis minimal return on investment (RoI)-nya sebesar 6 persen per bulan. Karena, itulah jumlah bunga kartu kredit dan bunga pegadaian," tutur Ajib.

Melalui uangnya itu Ajib berbisnis berbagai macam bidang. Mulai dari jasa olah raga, meliputi futsal, badminton, fitnes dan cafe lewat bendera CV Usaha Karunia Usaha Sejahtera. Bidang industri lewat PT Alto Star Casting yang menempati gudang di PT Wika Intrade. Dan bidang properti Ajib bergerak membangun usaha kost-kostan.

"Usaha properti ini mulai merambah menjadi developer. Insya Allah proyek yang akan dibangun adalah Tidar Residence. Sederhananya, Ajib bekerja sama dengan pemilik lahan untuk membangun perumahan tersebut. Untuk membangun infrastruktur, didapatkan dari tanda jadi dan down payment pembeli rumah. Pembayaran tanah dibayar sesuai penjualan per kavling," jelas Ajib.

Di blognya, Ajib bercerita banyak hal mengenai tudingan miring yang dialamatkan kepadanya. Di blog, dia mengaku sudah mengundurkan diri dari Ditjen Pajak Kemenkeu sejak September 2009.
»»  Read More ...